Decentralized Information Asset (DIA) adalah solusi oracle end-to-end yang berfokus pada Web3. Basis kode sumber terbukanya memungkinkan para developer untuk bebas berkontribusi dan membuat perubahan. Selain itu, platform ini kompatibel dengan semua jaringan Layer 1 dan Layer 2 yang signifikan, memungkinkan integrasi dan interoperabilitas yang mulus.
Apa itu Decentralized Information Asset?
Decentralized Information Asset adalah sebuah ekosistem yang memungkinkan para pelaku pasar, seperti penyedia layanan keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan developer aplikasi terdesentralisasi (DApp), untuk memanfaatkan, memasok, dan berbagi data on-chain dan off-chain yang transparan. Platform ini berfungsi sebagai perpustakaan data yang didukung oleh blockchain, menawarkan oracle yang andal dan crowd-verified untuk berbagai wawasan keuangan, mirip dengan pusat informasi terdesentralisasi seperti "Wikipedia".
Salah satu keunggulan utama platform ini adalah kemampuannya untuk menyediakan cadangan data yang kredibel ke lebih dari 30 jaringan, termasuk solusi Layer 1 dan Layer 2. DIA telah membuat umpan harga untuk lebih dari 3.000 mata uang kripto dan token "Liquid Staked", memastikan akses ke informasi yang akurat dan terkini.
Tim Decentralized Information Asset
Tim Decentralized Information Asset didirikan pada tahun 2018 dan didirikan oleh Samuel Brack, Michael Weber, dan Paul Claudius. Brack menjabat sebagai Chief Technical Officer (CTO), sementara Weber memegang posisi Chief Executive Officer (CEO). Claudius memainkan peran kunci sebagai penasihat utama dan anggota dewan dari tim DIA.
Proyek ini telah menerima dukungan dari beberapa dana ventura, termasuk Continue Capital, TRG Capital, dan Outlier Ventures. Kemitraan ini memberikan dukungan dan sumber daya yang berharga untuk pengembangan dan pertumbuhan proyek.
Bagaimana cara kerja Decentralized Information Asset?
Decentralized Information Asset bekerja dengan mencari, memvalidasi, dan berbagi data untuk aplikasi keuangan. Arsitekturnya yang unik memungkinkan agregasi dan sumber data dari berbagai bursa terpusat (CEX), bursa terdesentralisasi (DEX), dan marketplace non-fungible token (NFT).
Developer di chain seperti Avalanche (AVAX), Fantom (FTM), Solana (SOL), Polygon (MATIC), dan lainnya bisa mengakses oracle data terverifikasi yang disediakan oleh Decentralized Information Asset.
Selain itu, Decentralized Information Asset memperkenalkan fungsionalitas khusus DeFi yang disebut On-Chain Randomness, yang memungkinkan developer untuk bekerja dengan smart contract yang tidak dapat diprediksi. Ini sangat berguna untuk aplikasi seperti pasar prediksi, platform jual-beli, dll. On-chain randomness membantu menciptakan ekosistem di mana jual-beli, pesanan transaksi, dan tugas-tugas lain dimulai secara acak, menambahkan elemen ketidakpastian.
DIA: Native token Decentralized Information Asset
DIA, native token ERC-20 dari ekosistem Decentralized Information Asset, memiliki banyak tujuan. DIA terutama digunakan untuk tata kelola platform, memberi insentif kepada validator, dan memberi reward kepada penyedia data. Selain itu, token DIA bisa digunakan sebagai bentuk pembayaran dalam ekosistem.
Pasokan maksimum token DIA ditetapkan sebesar 200 juta. Namun, total pasokan saat ini dibatasi hingga sekitar 169 juta token karena mekanisme burning token yang diterapkan oleh proyek. Staking DIA adalah proses yang mudah. Pengguna bisa mengakses aplikasi, menghubungkan dompet ERC-20 mereka, memilih jumlah token yang diinginkan untuk staking, dan mulai staking. Staking pool pihak ketiga juga tersedia, melayani CEX dan DEX.
Distribusi DIA
Distribusi DIA adalah sebagai berikut:
- 5 persen dialokasikan untuk inisiatif penjualan pribadi.
- 9,8 persen dialokasikan untuk penasihat dan investor awal.
- 15 persen dialokasikan untuk acara penjualan Bonding Curve.
- 12 persen diperuntukkan bagi tim dan co-founder.
- 12,5 persen untuk pengembangan ekosistem.
- 45,7 persen disimpan sebagai cadangan perusahaan dengan periode vesting 10 tahun.